Sabtu, 07 Agustus 2010

Laki-laki itu telah berumur 80-an. Di pagi hari, rutinitasnya adalah berjalan ke luar rumah, entah untuk berolahraga ataupun membeli sesuatu. Dan ia melakukannya dengan konsistensi yang menakjubkan. Sepertinya hanya hujan dan sakit yang akan menghalangi kepergiannya.
Diluar itu semua, ia adalah tetangga saya. Dan ia orang yang (dimata saya) hebat.
Namanya H. Oeriya Sahidi, tapi kami lebih suka memanggilnya Ama. Bagi yang non-Sunda speaker, Ama adalah panggilan untuk orang tua. Dan usia itu-lah yang menjadi modal kehebatannya. Ama adalah seorang pengkoleksi cerita-cerita yang membentuk kolase sejarah Subang. Dia suka sekali dengan sejarah dan dengan kegigihannya, ia berhasil membuat sebuah “buku” yang berisi Sejarah Subang : Dari Zaman ke Zaman (1854 – 2004).
Dari buku ini, saya menyadari bahwa Subang, kota yang saya diami ini, mempunyai sejarah yang cukup berwarna. Cikal bakal kota ini adalah lahan yang dibeli oleh J. Schrapnell dan Ph. Skelten. Tanah ini luasnya 212.900 hektar dengan Hak Eigendem (Perorangan). Tanah ini kemudian berpindah tangan ke pihak Inggris lalu balik lagi ke dua bersaudara Hofland yang berkebangsaan Belanda.
Ada fakta menarik yang akan saya petik dari buku tadi :
1. Asal nama Subang. Pada tanggal 1 Januari 1870 Kademangan Ciherang dipindah ke desa Wanareja karena kantor besar P&T yang ada di Pamanukan juga berpindah. Lokasi pindahnya kantor P&T itu adalah bekas kubangan badak yang telah berdiri bedeng-bedeng. Karena orang Belanda tidak bisa mengatakan Kubangan Badak, maka terciptalah kata Subang-an Badak dari para pengusaha Belanda yang oleh para buruh diubah lagi menjadi kampung Subang.
2. Ibukota Subang. Dengan Surat Keputusan Wali Negara Pasundan tanggal 29 Januari 1949 no.12, Kabupaten Karawang (lama) dipecah menjadi 2 Kabupaten yaitu :
  • Kabupaten Karawang dengan ibukota Karawang.
  • Kabupaten Subang dengan ibukota di Purwakarta. Baru pada 15 Mei 1949, ibukota itu berpindah ke Subang. Sebelumnya Subang hanya ibukota Kewedanaan.
Subang juga punya nilai signifikansi sejarah dengan adanya perjanjian Kalijati lho. Btway, busway, saya pikir penting untuk mengumpulkan, membukukan dan melestarikan sepenggal sejarah lokal ini. Di tengah mainstream sejarah yang berskala nasional, kiranya penting untuk mengamati serpihan-serpihan sejarah yang bernuansa mikro dan lokal. Setidaknya, di tengah dunia yang semakin “mengahapuskan” kebersejarahan dalam ingatan kita, masih ada orang-orang yang dengan konsisten mengingatkan kita tentang suatu identitas yang terbentuk dari tanah, air, lempung, angin dan udara yang berada di sekitar kita.


Tanggapan


subang adalah kota yang sangat rawan !!! kenapa, sebab kota subang dikeli-lingi oleh hutan, mau jalan bandung atau pun jalan sumedang tetap harus lewat dulu hutan. sebenarnya sejarah kota subang itu sangat berkaitan dengan sumedang, dari segi budaya, maupun segi agama.dulu kota subang sangat terkenal dengan, golek merah, bajing luncat. golongan itu asal mulanya dari gunung yang ada di sumedang. lalu pindah kedaerah kebun jati, yang sekarang di sebut kali jati. kenapa sejara kota subang dilihat dari sebelah mata. coba anda telusuri asal mula kebudayan kota subang, dan agama islam yang ada di kota subang. asal mulanya itu dari mana ? kamu pasti tau daerah Nangka berit disana ada makam yang suka di datangi oleh orang-orang, dia adalah sala satu penyebar islam di kota subang. dan lihat lagi daerah tanjung siang di sanah ada daerah yang bernama cimehmal, dan ada pesanteren yang bernama Pagelaran 1. coba anda tanya kepada masarakat sekitar tentang agama islam yang ada di sana, dan penyebaranya bagai mana, pasti asal mulanya dari daerah sumedang.
terimakasih atas informasinya. ini bisa jadi informasi yang berharga…

bila-Lampu band

Cari Blog Ini

berita terhangat

berita terhangat

Powered By Blogger


Pengikut

Laman

Mengenai Saya

Foto saya
subang, jawa barat, Indonesia
ngeband...